Kamis, 03 September 2009

MARTIL

Jajang R Kawentar

Martil merupakan buku kumpulan puisi saya yang dicetak tahun 2002.
berisikan 16 puisi pendek. kumpulan puisi Martil ini sebagai pembelajaran bagi siswaku di teater Sansekerta SMA PUSRI (Pupuk Sriwijaya) Palembang kebetulan pada saat itu saya sebagai guru seni budaya dan sebagai pembina kesenian di SMA tersebut. buku ini berukuran kecil, sebagai media untuk memacu anggota teater dalam membuat buku. bahwasannya membuat buku itu tidaklah sulit, dengan mengumpulkan hasil karya-karyanya selama mereka belajar teater dan membuat puisi atau cerpen.
Buku Martil ini di cetak sekitar 500 eksemplar, dijual dengan harga pengganti cetak Rp. 1.500. tidak sedikit siswa yng terinspirasi oleh Martil ini, sehingga tidak sedikit pula bermunculan karya sastra dan dibuat buku sendiri. buku Martil ini sendiri dikerjakan oleh kawan saya penyair dan juga pekerja teater di Palembang yang cukup dikenal pada masanya, Syamsul Noor Al- Sajidi. beliau juga yang memberikan kata pengantarnya, tetapi sayang cover dan lembaran kata pengantar tersebut telah tercerabut dari akarnya. Buku ini baru ditemukan kembali dengan tidak sengaja saat membuka-buka buku majalah Terompet Rakyat yang diterbitkan Lembaga Budaya Kerakyatan (LBK) Taring Padi Yogyakarta.
saya ingin mempersembahkan beberapa puisi ini kepada khalayak. Puisi yang dibuat dengan waktu yang singkat-singkat, karena diberikan jatah waktu 5 menit dalam penciptaannya. Ini merupakan pembelajaran yang diberikan kepada anggota teater. begitupun saya mengikuti aturan itu.


1. JANJI

Persoalan hari ini adalah janji
janji begitulah selalu
kemarin, juga hari ini
hanya janji
Bakung, 105/2082002

2. MENUJU

Ucapkan gugur menuju
Ucapkan batu menuju
Ucapkan angin menuju
Ucapkan belaian menuju
Langkah tuhan di jalanmu

Bakung, 105 Sept 02


3. NEGRI-KU-BURAN

Rakyat jadi mayat
aparat jadi alat
hidup jadi robot
manusia jadi binatang
hewan diajari manusiawi
alam diperkosa
jujur dibenci
hianat dipuji
tuhan dihukum mati
haram dimakan
halal ditertawakan
negara jadi perusahaan
hukum jadi perdagangan
hak ajazi di telapak kaki
mau apalagi
merdeka atau mati
sesal tiada arti
Kambang Iwak, 672002


4. DUKA

Hari ini bersembunyi
dibalik tubuh
teroris
muka kita diiris di atas
panggang
anak-anak menangis
aku adalah bangkai:
terasa harum parfum hutang dari orang tua gila
Kenten, 10 okt 02



5. ONANI

Sehari bumu berseri
semalam kelam terbenam
bersama tubuh mulus terputus
terbayang,
senggama mimpi
di kamar mandi
biji mutiara muncrat dari pasak bumi
alat vital mulai terkulai
Kambang Iwak, 272002


6. PENAMU

Puisi ini pena
tergeletak di meja
tintanya banjir
bersemi di hati
beranjak kepala bekerja
bercerita kepadamu
cinta dan tubuh berbadan dua
dari dulu hingga anak cucu
Kenten, 30102002


7. CLOSET

buang air besar
buang air kecil
halal haram bau
air kuning
air mani
merah darah
kuning tai
bening air
kau siramkan
Kambang Iwak, 452002


8. SEMUA INI MILIK SIAPA

dahan dan ranting bergoyang
burung meninggalkan
terbang arungi samudra
kecil ia sendiri
menatap bumi
hamparan harapan terbentang
semua ini milik siapa
semua ini milik siapa
kecil ia sendiri
kecil kita semua
menatap bumi
hamparan harapan terbentang
semua ini milik siapa
Kambang Iwak, 852002


9. MIMPI BURUK

buaian kalimat malam bibir bergibcubicik onah di kambang iwak,
di redup remang,
mengusap birahi
merangsang pusaka mang ujang
nafasnya naik turun
tersenyum
menutup telinga, mata, hati,
seketika
bicik onah: melawan anaknya kelaparan
melawan suaminya pengangguran
mang ujang: melawan istrinya kalap menanti penghasilannya
melawan kekurangan pendapatannya
bicik onah, mang ujang
tenggelam dalam senyum sesaat dalam mimpi buruk


10. NGOMONGNGOMONG KEMERDEKAAN

ngomongngomong
ini hari kemerdekaan
belenggu-membelenggu
berlangsung seperti pada paha
putri indonesia
seperti jalan tol
berkendaraan UUD kolonial atau sekedar slogan
umpamanya jajang wts-lts
di lokalisasi sidang majelis rakyat
oh kemerdekaan berpestapora
atas nama pancasila
oh kemerdekaan menari-nari
di atas sumpah atas nama tuhan
kemerdekaan menjadi kuda liar:
umpamanya wakil rakyat atau pejabat itu
dari gembel-gembel dan para pengemis di perempatan jalan
ya kemerdekaan apapun yang dilakukan
ya kemerdekaan
ini hari kemerdekaan pudar bersama merah darah bendera kita
menjadi merah jambu:
umpamanya terlalu sering digauli yang patah hati
atau oleh para abg yang baru jatuh cinta:
umpamanya penganggur atau preman adalah para wakil rakyat
dan pejabat itu
Kenten Laut, 1782002


11. MAU JADI APA ANAK BANGSA

Anak-anak bertelanjang dada
berlari-lari mengejar bola
disirami air hujan
enggan kunjung
mereka tertawa bercanda
anak-anak mau jadi apa

engkau harapan bangsa
belajar jangan ditunda
penjajahan kian meraja
bangsa ini digadai pula

Kenten Laut, 2052002


12. Irama

Meja berputar dalam irama kelas
kepala berjalan melalui mimpi
tindakan hari ini film
kartun

surealisme katamu
otakmu menggapai langit dengan lidah

tak perlu berbagi 2=2 = 4
tak perlu berbagi hati
sungguh kita 2 dan 1 hati
biar begitu irama itu.
Bakung, 105 okt 02

13. Bisu

Buka tabir, tabur jingga dan ungu
Cinta pat-pat gulipat
tepuk dada
di kacamata membayang air berlinang
tak kusangka kaulah topeng
berbulu macan
menggambar pilu di ujung sembilu
oh..
MAtaari pujaan hati
kini bisu tetap kawan setiamu

Kenten, 23 okt 02

14. Nyamuk

Semalam rebut nyamuk
rebutan lahan
aku dimakannya
semalam suntuk
aku mabuk
pagi-pagi ngantuk
obat nyamuk
bikin nyamuk
bikin gemuk
dimakannya

Bakung, 105/2782002

15. Api di Jidat

Aku berenang dalam pasir
dirimu menunggu dengan lugu
komputer dibajak kerbaumu
kupanggil lewat internet
dirimu mendekat
api di jidat
kau buka pakaian
telanjang bulat
ah kau masih melankolis
sinetron kita
sampai detik ini

Kambang ikan, 30 sept 02

Senin, 31 Agustus 2009

Permata hati yang tergolek menggigil mengirim peluh sebutir jagung di lapisan tubuh halusnya dan matanya yang polos diperas disudut pandangnya yang sepi
linangan air menaruh dera yang enggan mengerti
hanya untuk membaca betapa permata diselimuti seluruh pilu
ia tidak mengerti tubuhnya luruh dihantam