Sabtu, 25 September 2010

4 PUISI YUDISTIO ISMANTO

NAFAS SEBUTIR BERAS

aku masih hidup
walau tangan penguasa itu berkata:
mati

aku tidak mati
saat tubuh angkuh itu berteriak:
bunuh

aku tetap bernyawa
tatkala langkah kokangan senjata berondong:
membabi buta

aku mencari tarikan nafas
saat paras istri memelas:
mas " kita kehabisan beras

Pagarsari, September 2010


TUHAN PUNYA KUASA

Aku akan mengirim proposal pada tuhan malam ini
Semoga esok dapat bantuan dana
Si bejok ingin melanjutkan sekolah sampai S3


Besok malam aku akan coba melobi tuhan
Supaya koruptor dinegri kami mendapat grasi
Hari kiamat nanti


Lusa malam aku kan berterima kasih pada tuhan
Bahwa raja yang kami sembah telah di panggil tuhan

Pagarsari, September 2010



GENERASI SOGOK MENYOGOK

Sekolah bobrok melahirkan aku
Sebagai murid goblok
Guru bobrok yang mengajar hanya untuk mencukupi
Jatah dari jam pelajarannya
Semua itu lebih mementingkan panjangnya
Daripada isinya

Teman sekelasku goblok
Karena diatur kurikulum goblok

Sertifikasi hanya seonggok kertas
Sertifikasi hasil manipulasi berkas
Tak lebih dari sekedar ijazah yang bisa dibeli dengan rupiah

Mereka anggap ilmu pengetahuan lebih penting
Padahal ada yang lebih penting
Yaitu moral dari kepribadian jauh lebih penting

Guruku lebih penting mengajarkan kami
Matematika fisika dan kimia
Pendidikan moral, akhlak dan agama
Dianggap nomor dua


Lewat system pendidikan yang bobrok
Dengan guru yang hanya bisa nina bobok
Maka terlahirlah sekarang generasi bobrok
Tukang sogok menyogok

Pagarsari, September 2010



WAJAH PERADILAN
(untuk gayus lagi kesandung kasus dan jenderal yang
dikebiri)


Seandainya wajah peradilan negeri ini
Bisa kuubah lewat tulisan dan lukisan
Maka aku akan mengubah
Meja hijau menjadi meja abu-abu
Jubah hitam menjadi jubah putih
Palu menjadi benalu
Atau aku akan mengubah slogan pengadilan
Menjadi tempat menjungkir balikan keadilan
Dan kubiarkan pengadilan berjalan kedepan
Serta pengadilan berjualan tanpa mengurangi timbangan

Pagarsari, September 2010

Yudistio Ismanto: Bergiat di Komunitas Sastra Lembah Serelo Lahat, Pernah Ngamen Puisi Wiji Thukul (September 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar