Selasa, 21 September 2010

PUISI-PUISI YUDI ISMANTO

PUISI-PUISI
YUDI ISMANTO


Untuk MUNIR

Apakah engkau anggap aku batu
Mentang-mentang mulutku membisu
Apakah engkau kira aku pasir
Dimana air mataku telah habis mengalir

Aku bukan batu yang bisa masuk kekantongmu
Aku bukan pasir dan tak bisa engkau lantik menjadi kasir
Aku bukan batu yang bisa engkau lempar ke musuh
Aku juga bukan pasir utuk menutup tabir

Bagaimana kalau aku batu
Mungkin engkau akan menjadikan aku sebagai babu
Bagaimana kalau aku menjadi pasir
Pasti nanti kau buat aku seperti munir
Pagarsari, September 2010




SEMUA BUSUK

Batang busuk menular pada ranting
Ranting busuk daun pun busuk
Buah busuk
Sekebun menjadi busuk


Tinggal akar yang masih segar
Masih terkubur ditanah subur
Pagarsari, September 2010




A P B D

Aku Punya Banyak Duit
Aku Patut Berbusung Dada
Aku Punya Bini Dua
Aku Pintar Bohongi Dia
Aku Pelir Berlumur Dusta
Aku Perlu Berbagi Dengannya
Aku Pemelihara Buaya Darat
Aku Punya Banyak Dosa
Pagarsari, September 2010



ABCD dan 1234

Wahai Anakku
Hari Ini akan kuajari engkau menulis
A B C D
Supaya nanti engkau tak akan menangis
Saat membaca A P B D

Wahai Anakku
Hari Ini akan Kuajari Engkau Berhitung
Satu dua tiga empat
Agar kelak engkau bisa menghitung
Angka yang tepat untuk kepentingan rakyat

Wahai Anakku
Besok Aku kan mengajarimu cara membagi hati
Karena nanti engkau harus berhati-hati
Saat engkau meruntuhkan sebuah TIRANI
Pagarsari, Agustus 2010



Pak Kari Pemimpin Kampung kami

Lebih Baik aku bicara dengan sapi
Karena aku tahu sapi tak kan bisa bohong
menolong bergotong royong
dengan tahi sapi aku menyuburkan kebun
dengan daging sapi aku melamar istri
dari pada aku bicara dengan pak kari
yang hampir 2 tahun memimpin kampong kami
kampung pagarjari ( bukan pagarbetis)
bagaimana kami bisa ngomong dengannya
wong kalo melihat kami seperti hantu, pergi sembunyi
padahal kami tidak akan membuatnya susah
kami tidak akan menjarah hartanya
karena kami akan bertanya
masalah dana belanja dan pembangunan yang diperuntukan kampong kami
apakah dana itu telah habis untuk jalan pelesirnya
ataukah dana itu diendapkan di bank swiss
untuk diambil bunganya.
720 hari hampir kau pimpin kampong kami
Engkau lebih suka berbelanja
Keluarnegeri bertamasya ria
Pembangunan tersimpan, dikelurkan hanya sebatas slogan
Pengangguran dan kemiskinan jadi jualan
Kemelaratan tumbuh subur bagai jamur dimusim hujan
Sawah berubah wajah tambang batubara
Lumbung padi kami tak bisa untuk menabung
Hutan gundul pejabat yang kau lantik mandul

Pak Kari
Semoga esok pagi kau dengar kami
Atau apakah engkau pura-pura tuli
Untuk apa kami punya pemerintah
Kalo kehidupan telah berjalan setengah
Kapan kami bisa berubah
Kalau hidup terus menerus kau buat susah
KSLSL, September 2010


Yudi Ismanto: kelahiran Kota Lahat 30 tahun lalu, bergiat di komunitas sastra lembah serelo (KSLS)Lahat. mengikuti kegiatan Ngamen Puisi Wiji Thukul di beberapa sudut Kota Lahat bersama Pinasti S Zuhri dan Jajang R Kawentar. menulis puisi semenjak bergabung dengan KSLS tahun 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar