Minggu, 08 November 2009

PUISI M.D. BORANG

PUISI M.D. BORANG
Sekejap teringat subuh

Weh .bulan bulat kuning telur

Bintang bintang hilang, tinggal satu berdampingan.

Dari sudut kamar kosong bayangan

Mandang langit megah bertuan

O. aku hayal malaikat mencabut

Durja dari aku.

Seluruh sudut roh terbang jadi Satu lalu di bawa ke kuning telur

Aduh.hampa benar raga itu.

Hampa dan terdampar

Was..was..

O.sagala takut menyelusuri darah

Hingga sekecap perjalanan malam

Roh kembali ke badan

Mata tajam mulai nerawang

Dan bulan berganti garang

O.sagal was..was..





Air mata murai


O. langit runtuh berserak serak

Beribu air mata menyucur dari kelopak mata murai.

Deras - O – deras dan menghanyutkan sagala gala.

Lalu sesosok entah apa

Melayang layang di atas lautan air mata,

Terang sangatlah terang

Seperti peri tapi bundar bentuknya

O. itulah kharisma

Cahaya bahagia dari Sang Maha.

Barulah murai ngerti.

Lalu darah didih ngurang

Sekurang kurangnya

o. senangnya

o. bahagianya

o.begitu tampak

wahai kasihmu murai.

Oh.. menitik butir butir air mata

Bila aku mengingatnya .




Belasengkawa

*
gemakah langit ?
kalau.
Gemakan ke malikat mengejek !!

Gemakan ke setan setan menyetan !!

Gemakanlah hingga setetes darah jadi sorga !!

Ya.. gemakan. Dan gemakanl;ah segema gemanya.

*******************************
**

E..e..E..e..E..e..

( ….. )

rupa merupa langit takda bergema.

- darah -

- jelata -.

Sudah malam mengulang .






Masturbasi



O. betapa riang

Pulang kegubuk peot.

O. sagala rasa menghilang pada

Selongsong kata

Hanya …. A ….

O. betapa hebat

Bayi menyusun meninggi

Tinggi sepi.

O. jelas terpenjara

Dan

Bebas. Menyusun meninggi



Wah..gembira aku

Itu memuncak

Itu masturbasi

Akh…..

oh..s..

hhoh.ss





Mengapa beda ?



Wahai bapak coklat agung namamu

Di dubur bakteri coliku.

Wahai dedengkot serta merta menyedot

Megah kursimu di taik dakiku.

Hei cucung dedengkot serta merta

Menyedot - tenang… ! kanku letakan pula engkau di taik dakiku bahkan di tempat yang paling taik sekalipun -. antri.

……………………………………….

O. betapa hebat gadis kerdil kerdil sekerdil sagala kerdil dengan gendang gendang kecil.

Tak pernah meminta

Merasa

Memperkosa

Menjarah

Kau bukan kerdil

Apalagi nguggat baginda

Kau memang bukan kerdil.



O. hebat gadis kecil kerdil kerdil sagala

Kerdil dengan gendang kecil.

Pantas kau jadi terang benderang seterang ikat ikat malaikat.



Jauh memisah oh tetinggi !

Takkan negri oh meninggi.

Korbankan.




Sudah –Pas-



Ada malam nyelam

Ada bulan malam

Ada debu terbenam

Regu habis ditelan

Ada langit ngugah buram

Ada kawan suram muram

Ada –tak ada- murung garang tak ada

Ah. Lengan hentilah suram muram tinta hitam kala burung terbang layang ,layang ke ponggok awan, ah.

Kawan aku hwnti muram buram karena bata mebas lepas..pas…pas…sudah

-pas-.

Ha…ha…ha…ha…

ha…ha…ha…ha…

itu langit bau angit karena buncit.




Tanah Amerika


Para priyayi itu ngungsi ke Amerika.

Para priyayi itu makan dari dan di Amerika.

Para priyayi itu jual tanah ke Amerika.

Karena tanah tak beri lagi darah.

Para priyayi itu mati di Amerika.

Para priyayi iu jadi tanah Amerika.

Berlanjut.

Anak negri ke Amerika

Indonesia jadi Amerika

Dan ………………….





( ………………. )


Dan bising bising itu

Mengingatkan aku

Mei hari berkabung

Sebuah Negara

“untukku Indonesia

untukmu terserah

apa dan kapan’’

Negaraku berkabung

Negaramu berkabung

Hidup desa !!!






Bapak Langit ( senyumlah )



Hoy.buaya langit budaya bumi


Hoy.langit langit di atas langit prutmu buncit.

Bapak langit langit jidatmu buncit –cit, cit

Tambah buncit.

Bapak buncit bola hitammu nyingit ngit.

Bibirmu engat engit engat engit.

Bapak engit jadi burit habis duit kamu pingit ngit.

Hoy.bapak pingit

Kok lebih dari bapak buncit cit

Bapak buncit menang terus tiap suit.Tapi bapak suit tidak terlalu nyingit .engat engit

Engat engit engat engit engat

……………………………..


1933 – 1941

Tuan laut mana ikan opi opi yang pergi ke langit kemarin windu, Tuan laut.

Itu

Rundung malang tak henti henti datang, siang, malam, petang, ulang,Tuan laut.


Dicambuk pedang

Tuan laut

Lengannya lepas menggores awas !

Di kucup tonggak

Tuan laut

Kakinya lepas nendang berang !

Di gigit tanah tuan laut

Hidungnya menghembus hembus hembus tanda ngembus !

Tuan laut


O. Tuan laut

Huruf itu jadikan tuhan,

Tanda badan ngunjam aroma Tuhan.

Tuan laut.


Hati hati Tuan laut,.

Aroma ngawut sudah ngrawut.

Tuan laut.

Cernai Tuan laut.




1941 –

angin sering ngembus Tun laut

api ngembus rubus Tuan laut

kenapa Tuan laut tidak menghembus hembus, Tuan laut ?


ini waktu opi opi jadi paus.

Tuan laut

Kamu tak lagi berhembus

Karena paus asyik menghembus hembus hembus kamu,Tuan laut.





Jika Murai – Jika Pipit



Jika mulut muraiku melinang

Tak dapat ku ucap kakak

Lepas kemana roh rohku

Kau tahu aku tahu hutan itu memberi tahu

Jika darah pipit itu membanjiri

Pasti aku dapat berucap kakak

Rohku tertawa di kuku jempolku



Kenapa kakak

Kau tahu

aku tahu

5.000.000 itu cukup tajam untukku

maaf benar benar maaf ?.

wc tengah malam





Di Balik itu



Di balik kata aku rasa. Kau hantu, anu, ‘’gak enak’’.

Di balik kata aku menagkapmu, anu,

‘’gak enak’’.

Di balik itu kamu cahaya bapak.






Bola biru



Ini dingin malam ngukir tawa anak binatang

Jalang benar benar jalang

Anak binatang lupa puja pujimu.

Sana mengambang

Sini berbayang

Gelombang jadikan bayang.

Walau.

Ini perjuangngan anak binatang.






Kota Lembut


O. lembut kotamu yang malang

Nangis kala angin seakan diam

Kala keperawanan ditelan orang seberang.


O. perahu orang orangan lantang

Sudah angin diam wanitamu jadi jalang terus jalang.



‘’ayo orang orangan terjang seberang terjang. Tak guna angin terjang terjang jangan segan terjang terjang terjang ke seberang.

Dan ukir kembali noda keperawanan’’.





Oh. Rerumputan



Kau tahu

Raja raja itu

Tidur di bawah kolong jembatan kalicode.

Kau tahu

Raja raja itu tertawa terkekeh kekeh

Padahal hatinya gusar tidur di bawah kolong jembatan kalicode

Kau tahu

Raja raja itu terus tidur di bawah kolong jembatan kali code. Ternyata ukiran kata

Raja tak seindah yang kita pikirkan.

Oh. Rerumputan.




Karena Kumis

HA..HA..

Ringik kumismu itu

Ngukir bom di mataku

Ngukir mesin di kakiku

Ngukir sudut bayang itu


O.O.O.O.

Bom di mataku menulup urat otak otak kau
O.O.O.O.

Mesin di kaki ngebut sekian vol, laju

O.O.O.O.

Bayang itu jadi ungil hingga rebah oleh ucil.



E..e..E..e..E..e..E..

Jadi utuh.




Sajak bingung


Tadi seribu hawa

Meraung menyeruku

‘’A.a.u.u.a.a.u.u.’’ itu

‘’hana, hini, hana, hini,’’ itu

pikun.



Aku tak tahu apa

Mungkin tinta menyuruh

Mungkin hal itu saja

Mungkin apalah persetan


Tahukah kau kurasa hanya itu yang tahu.





Kasih ikut



Bila kau gencar

Bila kau gencarmu

Terbang terjang langit itu


Bila kau gencar

Bila kau gencarmu

Terbang terjang langit itu



Kasih angin ke aku

Aku juga terjang langit itu

Kasih tambang ke aku

Aku juga ledakan itu


Bila kau gencar

Bila kau gencarmu

Terbang terjang langit itu


Bila kau gencar

bila kau gencarmu

terbang terjang langit itu.


O.kasih ikut aku.





Hentilah


Lelah mata terkatup

Sudahlah sayang , jangan kau berkata, ah.

Henti lampu meredup. Hilang .

Sudahlah jangan kau ucap.uh.


Katup katup. Hanya.

Berilah ,ye….

Redup hilang. Hanya.

Berilah ,hore…

Ubah bau tanah ketabah


Barangkali aku ini sayang

Ini hanya Cuma Cuma ,yaitu

Dongeng bani adam hawa.






Tolol Seragammu,Tolol Cucu Adam hawa


Rela darahmu dicumbu itu

Betapa tolol jidatmu

Kau sampah tanpa urat

Apakah jurus sebrang ngenai nanahmu

Tolol

Membunuh tiap sudutmu

Harusnya kau tipu da’jal yang mendarah nanah

Kasih ilmu tiap darah itu

bahkan yoni sekalipun

agar tololmu jadi bomerang.

Kado ulang tahun. Riuh merang.

Betapa tolol seragammu

Betapa tolol cucung adam hawa

Tolol untuk buahmu

atau tolol untukmu

terserah

kau mesti lari dari da’jal dan tuntun..

……………………………………..





Cumbu Tanah



Tiap membau tanah.

Kokok ayam, tiba malaikat

Rupa angin mungkin.


Tiap hawa mulut mendengus

Tanda ajal terkekeh kekeh.


Tiap sebutir beras

ialah nanah mengecap

Rem !! jangan kau cumbui kemolekan hawa itu

Nanahmu maelaut membara.

Neraka.

Ini.


Harusnya cumbui sajadah

Yang mungkin taik di tiap keringat jidatmu.


Long long mata, bani adam.

Idiot usap.


Hapus sebutir keringat cemasmu,

Tak usah gusar !

( peternakan )





Malu



Kira kira apa yang mengibas

di balik hujan ?

hitam. Berbulu.

Mungkin tikus mengibas

Kerongkongnya.



Ingat KAU _’ B’ _



Kuintip lewat jendela,

Betapa kelam suram.


Ternyata kudapat

helai keladi menghirup perlahan cik cik hujan, malam berbuka.

( kantoran )





BIODATA

Nama Lengkap : Muhammad Deni A
Nama Samaran : M. D Borang

Alamat : Jln. Angsana Blok F2 no: 6 komp, Pusri Borang Perumnas Palembang
Telepon : (0711) 816603
Tempat T Lahir : Palembang, 5-Mei-1987
Pekerjaan : Anggota Kepolisian Pagaralam

Aktivitas : Anggota aktif Sanggar Air Seni (SAS), Anggota aktif Teater Sansekerta, Anggota Komunitas Sastra Lembah Serelo Lahat, Aktif menulis Puisi dan karya saya pernah dipublikasikan Harian Umum Sriwijya Post dan Harian Umum Transparan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar