PUISI M.D. BORANG
Sekejap teringat subuh
Weh .bulan bulat kuning telur
Bintang bintang hilang, tinggal satu berdampingan.
Dari sudut kamar kosong bayangan
Mandang langit megah bertuan
O. aku hayal malaikat mencabut
Durja dari aku.
Seluruh sudut roh terbang jadi Satu lalu di bawa ke kuning telur
Aduh.hampa benar raga itu.
Hampa dan terdampar
Was..was..
O.sagala takut menyelusuri darah
Hingga sekecap perjalanan malam
Roh kembali ke badan
Mata tajam mulai nerawang
Dan bulan berganti garang
O.sagal was..was..
Air mata murai
O. langit runtuh berserak serak
Beribu air mata menyucur dari kelopak mata murai.
Deras - O – deras dan menghanyutkan sagala gala.
Lalu sesosok entah apa
Melayang layang di atas lautan air mata,
Terang sangatlah terang
Seperti peri tapi bundar bentuknya
O. itulah kharisma
Cahaya bahagia dari Sang Maha.
Barulah murai ngerti.
Lalu darah didih ngurang
Sekurang kurangnya
o. senangnya
o. bahagianya
o.begitu tampak
wahai kasihmu murai.
Oh.. menitik butir butir air mata
Bila aku mengingatnya .
Belasengkawa
*
gemakah langit ?
kalau.
Gemakan ke malikat mengejek !!
Gemakan ke setan setan menyetan !!
Gemakanlah hingga setetes darah jadi sorga !!
Ya.. gemakan. Dan gemakanl;ah segema gemanya.
*******************************
**
E..e..E..e..E..e..
( ….. )
rupa merupa langit takda bergema.
- darah -
- jelata -.
Sudah malam mengulang .
Masturbasi
O. betapa riang
Pulang kegubuk peot.
O. sagala rasa menghilang pada
Selongsong kata
Hanya …. A ….
O. betapa hebat
Bayi menyusun meninggi
Tinggi sepi.
O. jelas terpenjara
Dan
Bebas. Menyusun meninggi
Wah..gembira aku
Itu memuncak
Itu masturbasi
Akh…..
oh..s..
hhoh.ss
Mengapa beda ?
Wahai bapak coklat agung namamu
Di dubur bakteri coliku.
Wahai dedengkot serta merta menyedot
Megah kursimu di taik dakiku.
Hei cucung dedengkot serta merta
Menyedot - tenang… ! kanku letakan pula engkau di taik dakiku bahkan di tempat yang paling taik sekalipun -. antri.
……………………………………….
O. betapa hebat gadis kerdil kerdil sekerdil sagala kerdil dengan gendang gendang kecil.
Tak pernah meminta
Merasa
Memperkosa
Menjarah
Kau bukan kerdil
Apalagi nguggat baginda
Kau memang bukan kerdil.
O. hebat gadis kecil kerdil kerdil sagala
Kerdil dengan gendang kecil.
Pantas kau jadi terang benderang seterang ikat ikat malaikat.
Jauh memisah oh tetinggi !
Takkan negri oh meninggi.
Korbankan.
Sudah –Pas-
Ada malam nyelam
Ada bulan malam
Ada debu terbenam
Regu habis ditelan
Ada langit ngugah buram
Ada kawan suram muram
Ada –tak ada- murung garang tak ada
Ah. Lengan hentilah suram muram tinta hitam kala burung terbang layang ,layang ke ponggok awan, ah.
Kawan aku hwnti muram buram karena bata mebas lepas..pas…pas…sudah
-pas-.
Ha…ha…ha…ha…
ha…ha…ha…ha…
itu langit bau angit karena buncit.
Tanah Amerika
Para priyayi itu ngungsi ke Amerika.
Para priyayi itu makan dari dan di Amerika.
Para priyayi itu jual tanah ke Amerika.
Karena tanah tak beri lagi darah.
Para priyayi itu mati di Amerika.
Para priyayi iu jadi tanah Amerika.
Berlanjut.
Anak negri ke Amerika
Indonesia jadi Amerika
Dan ………………….
( ………………. )
Dan bising bising itu
Mengingatkan aku
Mei hari berkabung
Sebuah Negara
“untukku Indonesia
untukmu terserah
apa dan kapan’’
Negaraku berkabung
Negaramu berkabung
Hidup desa !!!
Bapak Langit ( senyumlah )
Hoy.buaya langit budaya bumi
Hoy.langit langit di atas langit prutmu buncit.
Bapak langit langit jidatmu buncit –cit, cit
Tambah buncit.
Bapak buncit bola hitammu nyingit ngit.
Bibirmu engat engit engat engit.
Bapak engit jadi burit habis duit kamu pingit ngit.
Hoy.bapak pingit
Kok lebih dari bapak buncit cit
Bapak buncit menang terus tiap suit.Tapi bapak suit tidak terlalu nyingit .engat engit
Engat engit engat engit engat
……………………………..
1933 – 1941
Tuan laut mana ikan opi opi yang pergi ke langit kemarin windu, Tuan laut.
Itu
Rundung malang tak henti henti datang, siang, malam, petang, ulang,Tuan laut.
Dicambuk pedang
Tuan laut
Lengannya lepas menggores awas !
Di kucup tonggak
Tuan laut
Kakinya lepas nendang berang !
Di gigit tanah tuan laut
Hidungnya menghembus hembus hembus tanda ngembus !
Tuan laut
O. Tuan laut
Huruf itu jadikan tuhan,
Tanda badan ngunjam aroma Tuhan.
Tuan laut.
Hati hati Tuan laut,.
Aroma ngawut sudah ngrawut.
Tuan laut.
Cernai Tuan laut.
1941 –
angin sering ngembus Tun laut
api ngembus rubus Tuan laut
kenapa Tuan laut tidak menghembus hembus, Tuan laut ?
ini waktu opi opi jadi paus.
Tuan laut
Kamu tak lagi berhembus
Karena paus asyik menghembus hembus hembus kamu,Tuan laut.
Jika Murai – Jika Pipit
Jika mulut muraiku melinang
Tak dapat ku ucap kakak
Lepas kemana roh rohku
Kau tahu aku tahu hutan itu memberi tahu
Jika darah pipit itu membanjiri
Pasti aku dapat berucap kakak
Rohku tertawa di kuku jempolku
Kenapa kakak
Kau tahu
aku tahu
5.000.000 itu cukup tajam untukku
maaf benar benar maaf ?.
wc tengah malam
Di Balik itu
Di balik kata aku rasa. Kau hantu, anu, ‘’gak enak’’.
Di balik kata aku menagkapmu, anu,
‘’gak enak’’.
Di balik itu kamu cahaya bapak.
Bola biru
Ini dingin malam ngukir tawa anak binatang
Jalang benar benar jalang
Anak binatang lupa puja pujimu.
Sana mengambang
Sini berbayang
Gelombang jadikan bayang.
Walau.
Ini perjuangngan anak binatang.
Kota Lembut
O. lembut kotamu yang malang
Nangis kala angin seakan diam
Kala keperawanan ditelan orang seberang.
O. perahu orang orangan lantang
Sudah angin diam wanitamu jadi jalang terus jalang.
‘’ayo orang orangan terjang seberang terjang. Tak guna angin terjang terjang jangan segan terjang terjang terjang ke seberang.
Dan ukir kembali noda keperawanan’’.
Oh. Rerumputan
Kau tahu
Raja raja itu
Tidur di bawah kolong jembatan kalicode.
Kau tahu
Raja raja itu tertawa terkekeh kekeh
Padahal hatinya gusar tidur di bawah kolong jembatan kalicode
Kau tahu
Raja raja itu terus tidur di bawah kolong jembatan kali code. Ternyata ukiran kata
Raja tak seindah yang kita pikirkan.
Oh. Rerumputan.
Karena Kumis
HA..HA..
Ringik kumismu itu
Ngukir bom di mataku
Ngukir mesin di kakiku
Ngukir sudut bayang itu
O.O.O.O.
Bom di mataku menulup urat otak otak kau
O.O.O.O.
Mesin di kaki ngebut sekian vol, laju
O.O.O.O.
Bayang itu jadi ungil hingga rebah oleh ucil.
E..e..E..e..E..e..E..
Jadi utuh.
Sajak bingung
Tadi seribu hawa
Meraung menyeruku
‘’A.a.u.u.a.a.u.u.’’ itu
‘’hana, hini, hana, hini,’’ itu
pikun.
Aku tak tahu apa
Mungkin tinta menyuruh
Mungkin hal itu saja
Mungkin apalah persetan
Tahukah kau kurasa hanya itu yang tahu.
Kasih ikut
Bila kau gencar
Bila kau gencarmu
Terbang terjang langit itu
Bila kau gencar
Bila kau gencarmu
Terbang terjang langit itu
Kasih angin ke aku
Aku juga terjang langit itu
Kasih tambang ke aku
Aku juga ledakan itu
Bila kau gencar
Bila kau gencarmu
Terbang terjang langit itu
Bila kau gencar
bila kau gencarmu
terbang terjang langit itu.
O.kasih ikut aku.
Hentilah
Lelah mata terkatup
Sudahlah sayang , jangan kau berkata, ah.
Henti lampu meredup. Hilang .
Sudahlah jangan kau ucap.uh.
Katup katup. Hanya.
Berilah ,ye….
Redup hilang. Hanya.
Berilah ,hore…
Ubah bau tanah ketabah
Barangkali aku ini sayang
Ini hanya Cuma Cuma ,yaitu
Dongeng bani adam hawa.
Tolol Seragammu,Tolol Cucu Adam hawa
Rela darahmu dicumbu itu
Betapa tolol jidatmu
Kau sampah tanpa urat
Apakah jurus sebrang ngenai nanahmu
Tolol
Membunuh tiap sudutmu
Harusnya kau tipu da’jal yang mendarah nanah
Kasih ilmu tiap darah itu
bahkan yoni sekalipun
agar tololmu jadi bomerang.
Kado ulang tahun. Riuh merang.
Betapa tolol seragammu
Betapa tolol cucung adam hawa
Tolol untuk buahmu
atau tolol untukmu
terserah
kau mesti lari dari da’jal dan tuntun..
……………………………………..
Cumbu Tanah
Tiap membau tanah.
Kokok ayam, tiba malaikat
Rupa angin mungkin.
Tiap hawa mulut mendengus
Tanda ajal terkekeh kekeh.
Tiap sebutir beras
ialah nanah mengecap
Rem !! jangan kau cumbui kemolekan hawa itu
Nanahmu maelaut membara.
Neraka.
Ini.
Harusnya cumbui sajadah
Yang mungkin taik di tiap keringat jidatmu.
Long long mata, bani adam.
Idiot usap.
Hapus sebutir keringat cemasmu,
Tak usah gusar !
( peternakan )
Malu
Kira kira apa yang mengibas
di balik hujan ?
hitam. Berbulu.
Mungkin tikus mengibas
Kerongkongnya.
Ingat KAU _’ B’ _
Kuintip lewat jendela,
Betapa kelam suram.
Ternyata kudapat
helai keladi menghirup perlahan cik cik hujan, malam berbuka.
( kantoran )
BIODATA
Nama Lengkap : Muhammad Deni A
Nama Samaran : M. D Borang
Alamat : Jln. Angsana Blok F2 no: 6 komp, Pusri Borang Perumnas Palembang
Telepon : (0711) 816603
Tempat T Lahir : Palembang, 5-Mei-1987
Pekerjaan : Anggota Kepolisian Pagaralam
Aktivitas : Anggota aktif Sanggar Air Seni (SAS), Anggota aktif Teater Sansekerta, Anggota Komunitas Sastra Lembah Serelo Lahat, Aktif menulis Puisi dan karya saya pernah dipublikasikan Harian Umum Sriwijya Post dan Harian Umum Transparan
Minggu, 08 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar